Rabu, 09 September 2015

perilaku keorganisasian

I. STUDI KASUS

       Saya memiliki sekelompok teman yang diberi nama "AsOne". kita adalah teman dari kecil yang selalu bermain dan berkumpul bersma hingga sekarang. Didalam kelompok ini kami berkumpul dengan umur yang berbeda dan status yang berbeda. Ada yang sudah bekerja, ada yang menganggur, ada yang sebagai mahasiswa, bahkan masih ada yang menjadi pelajar.
       Suatu ketika kami ingin menjalankan sebuah usaha yang direncanakan sudah cukup lama. Dengan adanya modal yang sudah kita kumpulkan akhirnya kami dapat membuat usaha tersebut dari awal dan kami memilih siapa saja yang menjadi Manajer, pemegang keuangan, pembuatan produksi, dan sebagai marketing. Saat proses menjalankan usaha ini pun tidak semulus yang diperkirakan, ternyata masih banyak problem-problem yang muncul dan harus di selesaikan. Problem tersebut terkadang muncul karena adanya selisih paham, perbedaan pendapat, keegoisan setiap individu, dari segi keuangan dan produk yang akan dijual dari rasa, kualitas buah, dan juga harga.
       Dari segi pemikiran salah satu dari kami yang sudah bekerja, usaha ini harus dijalankan dengan menggunakan modal yang tidak terlalu banyak dan mendapatkan laba semaksimal mungkin tanpa memikirkan kualitas dan kepuasan konsumen. Namun dari segi pemikiran yang masih menjadi Mahasiswa dan pelajar mereka berfikir, ini adalah usaha baru di jalankan dan memang membutuhkan modal yang cukup besar dan harus memilih bahan-bahan yang berkualitas. Sehingga usaha kami dapat terlihat sukses dari kepuasan konsumen dan produk yang berkualitas. Dengan demikian kami pun memang harus menghargai pendapat satu sama lain dan salah satu dari kami pun harus ada yang mengalah dan Manajer harus memberikan jalan tengah yaitu dengan menyatukan argumentasidengan menjadikan suatu analisis yang baik dan dapat di terima oleh semua pihak


II. TEORI

Perilaku keorganisasian
Perilaku adalah keadaan tentang suatu kebiasaan pada seseorang.
Organisasi adalah sekumpulan orang yang bersatu membentuk suatu kumpulan yang dipimpin oleh seorang manajer sebagai ketua untuk memberikan arahan kepada anggotanya dalam mencapai tujuan dan misi tertentu yang ingin dicapai bersama.

Jadi, Perilaku Organisasi adalah studi tentang individu dan perilaku mereka dalam konteks organisasi dalam pengaturan tempat kerja yang sesuai dengan apa yang telah mereka sepakati bersama.
 
Pengertian lainnya, Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masayarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson, 1986)

A. Tiga tingkatan analisis pada perilaku organisasi, yaitu:
• Individu,
Seorang dapat menganalisis atau menghandle tugas individu yang memang menjadi kewajiban pekerjaannya.

• Kelompok
Individu-individu tadi membentuk suatu kelompok menganalisis secara bersama-sama sampai tercapai hasil analisis yang valid dan mufakat serta mendapatkan hasil yang tidak berpihak pada satu sisi saja.

• Organisasi
Analisis yang dilakukan oleh organisasi tersebut guna mendapat keputusan yang benar dan membantu dalam melakukan berperilaku organisasi.

B. Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman)
Ciri Birokrasi modern (ideal):

1. Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
• Adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi
• Adanya pendelegasian wewenang
• Setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi). Dus yang dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
2. Adanya prinsif hierarki
3. Manajemen kantor modern didasarkan pada dokumen tertulis/diarsipkan
4. Tugas dalam organisasi dilaksanakan berdasarkan spesialisasi, dus diperlukan pendidikan dan latihan secara terus menerus
5. Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh
6. Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh perturan-peraturan/perundang-undangan, maka setiap apparatus birokrasi harus mempelajari perundang-undangan dan memahaminya

III. PENYELESAIAN KONFLIK

1)      Kompetisi 
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.

2)      Akomodasi 
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

3)      Sharing 
Suatu pendekatan penyelesaian kompromi antara dominasi kelompok dan kelompok lain untuk berdamai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran positif, dengan alasan yang tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4)      Kolaborasi 
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak.Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.

5)      Penghindaran 
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan inimenggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain. 

  • Terdapat juga cara bersikap untuk penyelesaian konflik:
1.      Bersikap proaktif
Setiap   anggota   tim  harus  turut  aktif dalam menyelesaian konflik secaraproaktif.

2.      Komunikasi
Komunikasi yang lancar dapat menghindari  diri dari kesalahpahaman sehingga lebih mudah dalam menyelesaikan konflik yang timbul.

3.      Keterbukaan 
    Setiap  anggota  harus  terbuka supaya konflik tidak berlarut-larut dan dapat diselesaikan dengan baik. Dengan keterbukaan konflik yang terjadi dapat ditangani sehingga menjadi konflik yang fungsional.

IV. PENUTUP

 KESIMPULAN

Organisasi/ usaha yang dijalankan bersama-sama adalah suatu tempat di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain dan mengemukakan pendapat untuk memajukan usaha yang sedang dijalankan. Tetapi seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi pasti pernah mengalami konflik. Konflik tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar.Konflik itu berkembang secara bertahap.  Yang dibutuhkan bukan meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya sehingga bisa membawa dampak yang tidak negatif bagi organisasi.Dan semua anggota bisa menjadikan konflik dalam organisasi sebagai sebuah pembelajaran dan bagian pertimbangan atas banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda pada setiap anggota organisasi
Dari pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat diminimalisir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi.Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dapat merugikan kepentingan organisasi.Yang terpenting adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif terhadap konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negatif terhadap organisasi. Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan kemampuan kepemimpinannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri. Penyeselaian dari konflik adalah dengan cara menimbulkan sikap dalam diri masing-masing, yaitu rasa saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang bisa  menghindarkan kita dari permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu konflik.

SARAN
  1. Menanggapi konflik dengan kepala dingin, jangan emosi agar konflik dapat di selesaikan dengan baik.
  2. Meminimalisir ego pada sifat alami diri sendiri saat sedang ada dalam kelompok.
  3. Mengutamakan kepentingan bersama, jika mempunyai pendapat sosialisasikan bersama anggota kelompok yang lain.
  4. Motivasi rekan atau bawahan dengan apresiasi secara benar karena dukungan sangat penting dalam menyelesaikan masalah.
  5. Menghargai setiap pendapat yang disampaikan atau yang diutarakan.
  6. Selalu berfikir positif setiap ada masukan pendapat.
  7. Menyelesaikan setiap masalah yang timbul sampai tuntas.
  8. Menghindari konflik dengan berkomunikasi baik sesama anggota.
  9. Memanfaatkan setiap ide atau pendapat yang masuk.
  10. Keterbukaan pada setiap anggota kelompok harus ada agar dapat menyelesaikan konflik dengan baik dan tidak berlarut-larut
V. DAFTAR PUSTAKA


1 komentar:

  1. I'm going to the merit casino
    I'm 메리트 카지노 쿠폰 going to the merit casino, it's called the merit casino, it's called the best casino games, we're not talking about gambling,

    BalasHapus